Hari kedua prakerin
18.34
1.belajar cisco packettracer
Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.
2.pengenalan ip
Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.
2.pengenalan ip
dengan jika setiap pemakai individual harus meminta IP address ke otoritas pusat,
yaitu
Internet Assigned Numbers Authority (IANA).
IP address ini dikelompokkan dalam lima kela
s: KelasA, KelasB, KelasC, KelasD,
dan kelasE. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP
Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jaringan ini memiliki anggota yang
besar. KelasC dipakai oleh banyak jaringan, namun anggota
masing
-
masing jaringan
sedikit. Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan
normal. Kelas D diperuntukkan bagi jaringan musticast, dan kelas E untuk keperluan
eksperimental.
Network ID dan host ID
Pembagian kelas
-
kelas IP ad
dress didasarkan pada dua hal: network ID dan host ID
dari suatu IP address.
Setap IP address selalu merupakan sebuah pasangan dari network
-
ID (identitas
jaringan) dan host
-
ID (identitas host dalam jaringan tersebut). Network
-
ID ialah
bagian dari IP addres
s yang digunakan untuk menunjukkan jaringan tempat komputer
ini berada. Sedangkan host
-
ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk
menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam
jaringan tersebut. Dalam satu jaringan,
host
-
ID ini harus unik(tidak boleh ada yang
sama).
Sedangkan dari sisi praktisnya, setiap IP address harus memiliki salah satu bentuk
dari ketiga bentuk pertama pada Gambar :
Kelas A
Karakteristik:
Format
: 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit pertama
: 0
Panjang NetID
: 8 bit
Panjang HostID
: 24 bit
Byte Pertama
: 0
-
127
Jumlah
: 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP
:
1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP
: 16.777.214 IP address pada tiap kelas A
IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
Bit pertama dari IP address kelas A selalu di set 0 (nol) sehingga byte t
erdepan dari
IP address kelas A selalu bernilai antara angka 0 sampai 127.
Pada IP address kelas A, network ID ialah delapan bit pertama, sedangkan host ID
ialah 24 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A,
misalnya 113.46.5.6 ialah
:
Network ID = 113 Host ID = 46.5.6
Sehingga IP address di atas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.
Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat
menampung sekitar 16 juta host.
Kelas B
Karakteristik:
Forma
t
: 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
2 bit pertama
: 10
Panjang NetID
: 16 bit
Panjang HostID
: 16 bit
Byte pertama
: 128
-
191
Jumlah
: 16.384 Kelas B
Range IP
: 128.0.xxx.xxx. sampai
191.155.xxx.xxx
Jumlah IP
: 65.532 IP address pada tiap kelas B
IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar.
Dua bit pertama dari IP address kelas B selalu di set 10 ( satu nol) sehingga byte
terdepan da
ri IP address kelas B selalu bernilai antara 128 hingga 191.
Pada IP address kelas B, network ID ialah enam belas bit pertama, sedangkan host ID
ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address A, misalnya
132.92.121.1 ialah:
Network ID = 132.92
Host ID = 121.1
Sehingga IP address di atas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92
Dengan panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini dapat
menampung sekitar 65000 host.
Kelas C
Karakteristik:
Forma
t
: 110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
3 bit pertama
: 110
Panjang NetID
: 24 bit
Panjang HostID
: 8 bit
Byte pertama
: 192
-
223
Kelas
: 2.097.152 Kelas C
Ruang IP
: 192.0.0.xxx sampai
223.255.255.xxx
Jumlah IP
: 254 IP address pada tiap Kelas C
IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (misalnya
LAN). Tiga bit pertama dari IP address kelas C selalu berisi 111. Bersama 21 bit
berikutnya, angka ini
membentuk network ID 24 bit. Host
-
ID ialah 8 bit terakhir.
Dengan konfigurasi ini, bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan masing
-
masing network
memiliki 256 IP address.
Kelas D
Karakteristik:
Format
: 1110mmmm mmmmmmmm mmmmmmmm m
mmmmmmm
4 bit pertama
: 1110
Bit multicast
: 28 bit
Byte insial
: 224
-
247
Deskripsi
: kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112)
IP address kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama IP
a
ddress kelas D di set 1110. Bit
-
bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast
group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network
bit dan host bit.
Kelas E
Karakteristik:
Format
: 1111rrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr
4 bit pertama
: 1111
Bit cadangan
: 28 bit
Byte inisial
: 248
-
255
Deskripsi
: kelas E adalah ruang alamat yang di cadangkan untuk keperluan
eksperimental
I
P address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini de set
1111.
Selain network
ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address
yang menunjukkan
jaringan ialah Network Prifix. Biasanya dalam menuliskan
network pref
ix suatu kelas
IP address digunakan tanda garis miring (slash) “I” yang
diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix dalam bit.
Misalnya, ketika menuliskan network
Kelas A denganalokasi IP 12.xxx.xxx.xxx,
network prefixnya dituliskan seba
gai: 12/8. Angka delapan menunjukkan jumlah bit
yang digunakan oleh network prefix.
Untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx, digunakan: 167.205/16.
Angka 16 merupakan panjang bit untuk network prefix pada IP address kelas B.
Pengalokasian IP
Address
Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID
yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari
tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.
Aturan dasar pemilihan
network ID dan host ID
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang
hendak digunakan. Aturan tersebut ialah :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia se
cara default digunakan untuk
keperluan loopback. Loopback ialah IP address yang digunakan komputer untuk
menunjuk dirinya sendiri.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1)
Seluruh bit dari network ID dan host ID tidak boleh
semunya di set 1. Jika hal ini
dilakukan, network ID atau host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat broadcast.
ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman
paket ke alamat broadcast akan menyebabkan paket ini diden
garkan oleh seluruh
anggotanetwork tersebut.
Network ID dan host ID tidak boleh 0 (nol)
Network ID dan host ID tidak boleh semua bitnya 0 (nol). IP address dengan host ID
0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network ialah alamat yang digunakan
untu
k menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukkan suatu host.
Host ID harus unik dalam satu network
Dalam satu network, tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Contoh 1 : Pengalokasian IP Address
Asumsikan kita diberi hak mengelola 3 IP address kelas C 202.46.1.xxx,
202.46.2.xxx dan 202.46.3.xxx. Sedangkan jaringan yang kita miliki ialah sebagai
berikut:
Menentukan network ID
Network ID digunakan untuk menunjukkan host TCP/IP yang terletak pa
da network
yang sama. Semua host pada satu jaringan harus memiliki network ID yang sama.
Jika antara network dihubungkan oleh roter, network ID tambahan dibutuhkan untuk
hubungan antar router tersebut.
Pada gambar , terdapat tiga jaringan, yaitu jaringan A
,B dan C. Jarinagan C
merupakan penghubung antar jaringan A dan B. Masing
-
masing jaringan ini diberi
network ID 202.46.1.xxx,
202.46.2.xxx, dan 202.46.3.xxx
Menetukan host ID
Host ID digunakan untuk mengidentifikasi suatu host dalam jaringan. Setiap i
nterface
harus memiliki host ID yang unik.
Untuk masing
-
masing kelas IP address, didefinisikan host ID sebagai berikut
Daftar host
ID
Kelas IP Address
Awal
Akhir
A
xxx.0.0.1
xxx.255.255.254
B
xxx.xxx.0.1
xxx.xxx.255.254
C
xxx.xxx.xxx.1
xxx.xxx.xxx.254
Tabel di atas
menunjukkan host ID awal untuk IP address kelas A adalah 0.0.1 dan
bukan 0.0.0. Host ID 0.0.0 ini digunakan untuk keperluan alamat network. Sebagai
contoh, IP address 12.0.0.0 tidaklah menunjukkan host 0.
0.0 pada jaringan 12, namun
menunjukkan network 12/8 itu sendiri. Dengan kata lain, IP 12.0.0.0 digunakan
sebagai alamat network.
Pada tabel diatas juga ditunjukkan bahwa host ID terakhir pada suatu network kelas C
ialah 254. Host ID 255 digunakan sebagai
alamat broadcast. Jika suatu paket IP
dikirimkan ke alamat ini, seluruh host dalam satu jaringan akan mendengarkan paket
tersebut.
Berdasarkan daftar diatas pula, untuk kelas C, host ID yang boleh dialokasikan adalah
1 hingga 254. Oleh karenanya masing
-
mas
ing anggota jaringan kelas C pada gambar
diatas diharuskan memilih salah satu dari 254 host ID di atas. Hasilnya terlihat pada
gambar berikut.
Subnetting
Setiap organisasi yang terhubung ke Internet memperoleh sebuah network ID dari
internic (
http://www.internic.net
). Network ID ini memiliki ukuran bermacam
-
macam, mulai dari kelas A, B, hingga kelas C.
Network ID dengan
dengan ukuran tertentu ini jarang sekali langsung digunakan
untuk membentuk satu jaringan. Bias
anya sebuah organisasi memiliki lebih dari satu
jaringan/LAN, yang masing
-
masing jumlah hostnya tidak sebesar jumlah maksimal
host yang disediakan oleh satu kelas IP address.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan sebuah organisasi memerlukan lebih dari
satu
LAN agar dapat mencakup seluruh organisasi, yaitu:
Teknologi yang berbeda: khususnya dalam sebuah lingkungan riset, yang tewrdapat
beberapa LAN karena terdapat peralatan yang harus didukung oleh Ethernet, dan
yang lain oleh jaringan token
-
ring.
Keterbatasan teknologi: sebagian besar teknologi LAN memiliki batas kemampuan
berdasarkan pada parameter elektrikal, jumlah host yang terhubung, dan panjang total
dari kabel. Batas ini paling sering dicapai oleh faktor panjang kabel.
Kongesti pada jarinagn
: Sebuah LAN dengan 254 Host misalnya akan memiliki
performasi yang kurang baik, dibandingkan dengan LAN berukuran kecil, jika
teknologi yang digunakan ialah ethernet. Sekian banyak host yang menggunakan satu
media bersama
-
sama untuk berbicara satu dengan
lainnya akan membuat kesempatan
akses masing
-
masing host terhadap jaringan menjadi kecil. Selain itu dalam sebuah
LAN mungkin terdapat beberapa host yang memonopoli penggunaan bandwidth.
Jalan keluar yang paling umum adalah memisahkannya kedalam sebuah ke
lompok
kecil dan menempatkannya pada kabel yang terpisah.
Hubungan point
-
to
-
point: karena jauhnya dua dua lokasi sebuah kampus, maka
diperlukan teknologi LAN tertentu yang dapat mencakup “lokal area” ini. Biasanya
digunakanlah hubungan point
-
to
-
point berke
cepatan tinggi untuk menghubungkan
beberapa LAN tersebut.
Karena alasan alasan di atas, network ID yang dimiliki oleh suatu organisasi dipecah
lagi menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih
kecil. Teknik ini dinamakan subne
tting dan jaringannya dinamakan subnet
(subnetwork)
Subnetmask
Subnetmask ialah angka biner 32 bit yang digunakan untuk:
Membedakan network ID dan host ID
Menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal a
tau jaringan
luar.
Tabel subnet mask untuk tiap kelas IP address
Kelas A
11111111 . 00000000 . 00000000 . 00000000
255.0.0.0
Kelas B
11111111 . 11111111 . 00000000 . 00000000
255.255.0.0
Kelas C
11111111 . 1111111
1 . 11111111 . 00000000
255.255.255.0
Pada subnet mask, seluruh bit yang berhubungan dengan network ID di set 1.
Sedangkan bit yang berhubungan dengan host
-
ID di set 0. IP
address kelas A
misalnya, secara default memiliki subnet mask 255.0.0.0 yang menunjukkan batas
antara network
-
ID dan host
-
ID IP address kelas A
Subnet mask juga digunakan untuk menentukan letak suatu host, apakah di jarinagan
lokal, atau di jaringan luar.
Hal ini diperlukan untuk operasi pengiriman paket IP.
Dengan melakukan opearasi AND antara subnet mask dengan IP address asal dan IP
address tujuan, serta membandingkan hasilnya, dapat diketahuai arah tujuan paket IP
tersebut. Jika kedua hasil operasi ters
ebut sama, maka host tujuan terletak di jaringan
3.pengenalan sistem jaringanPengertian Jaringan Komputer. Jaringan Komputer mempunyai
definisi yaitu sekumpulan komputer beserta perangkat-perangkat lain
sebagai pendukung komputer yang saling terhubung satu sama lain dalam
satu kesatuan. Media jaringan komputer bisa tanpa kabel dan bisa melalui
kabel, hal ini memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling
bertukar informasi, misalnya data atau dokumen, dapat mencetak melalui
printer yang sama di dalam satu jaringan yang sama, dapat saling
berkomunikasi antara pengguna satu dengan lainnya (email, chatting),
untuk mengakses informasi (web browsing).
Di dalam sebuah jaringan komputer ada dua pihak yang saling beinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama yaitu pihak client dan pihat server. Pihak client adalah pihak yang menerima atau meminta layanan, sedangkan pihak server adalah pihak yang mengirim atau mengirimkan layanan. Selain itu dalam sebuah jaringan komputer terdapat puluhan, ribuan, dan bahkan jutaan node. Node merupakan setiap komputer atau perangkat lain yang terhubung dalam suatu jaringan.
4. belajar router static dan dinamis
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut
Routing Dynamic (Routing Dinamik) merupakan type Routing dimana Router dapat mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Contoh Protokol Routing Dinamik
Di dalam sebuah jaringan komputer ada dua pihak yang saling beinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama yaitu pihak client dan pihat server. Pihak client adalah pihak yang menerima atau meminta layanan, sedangkan pihak server adalah pihak yang mengirim atau mengirimkan layanan. Selain itu dalam sebuah jaringan komputer terdapat puluhan, ribuan, dan bahkan jutaan node. Node merupakan setiap komputer atau perangkat lain yang terhubung dalam suatu jaringan.
4. belajar router static dan dinamis
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut
Routing Dynamic (Routing Dinamik) merupakan type Routing dimana Router dapat mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Contoh Protokol Routing Dinamik
- RIP (Routing Information Protocol)
- IGRP (Internal Gateway Routing Protokol)
- OSPF (Open Shortest Path First)
- EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
- BGP (Border Gateway Protokol) "Hanya pada router cisco"
Berikut ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:
Routing Statik
|
Routing Dinamik
|
Berfungsi pada protocol IP
|
Berfungsi pada inter-routing protocol
|
Router tidak dapat membagi informasi routing
|
Router membagi informasi routing secara otomatis
|
Routing table dibuat dan dihapus secara manual
|
Routing table dibuat dan dihapus secara otomatis
|
Tidak menggunakan routig protocol
|
Terdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF
|
Microsoft mendukung multihomed system seperti router
|
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX
|